Huawei meresmikan pembukaan pusat cyber security-nya pada awal Juni 2021. Pusat yang bernama Global Cyber Security and Privacy Protection Transparency Center tersebut, berlokasi di wilayah Dongguan, China. Pusat security ini adalah pusat ketujuh, dan digadang-gadang sebagai yang terbesar di dunia.
Sama halnya seperti pusat security yang dibangun di negara-negara lain, pusat ini akan memamerkan produk-produk Huawei, termasuk di bidang cloud computing, infrastruktur enterprise dan telekomunikasi. Huawei mengklaim, pusat security ini juga bakal menerapkan konsep security yang sama ke seluruh produknya, di mana konsep tersebut juga bisa diterapkan ke hardware secara spesifik.
John Suffolk selaku SVP and Global Chief Security Officer Huawei, mengklaim jika pusat security ini membuka pintu ke siapapun yang ingin melihat lebih dekat dengan teknologi Huawei dan memperlihatkan bahwa produk dan layanannya tidak rentan terhadap berbagai jenis ancaman siber. Bahkan, ia berkelakar dengan menantang siapapun yang mau datang untuk menguji keamanan perangkatnya.
“Siapapun bisa masuk dan melihat seperti apa teknologi yang ada di Huawei, dan menguji keamanan siber yang kami miliki. Jika memang bisa, bawalah tool khusus atau ahli keamanan terbaik Anda, dan uji keamanan perangkat kami, ujar Suffolk sebagaimana dikutip SDX Central.
“Coba kulik dengan code, cek semuanya ketika menguji keamanan kami, lebih banyak orang melihat dan menyentuh, lebih dekat kami dengan kenyataan yang ada,” tambahnya.
Huawei Bantah Jadi Mata-Mata
Huawei selama ini memang diterpa isu sebagai ‘mata-mata’ China, di mana perangkatnya diduga digunakan untuk mengumpulkan informasi secara diam-diam dan diberikan ke pemerintah China. Namun demikian, Huawei berusaha untuk membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa perangkatnya menimbulkan ancaman keamanan.
Terlepas dari isu tersebut, Huawei tetap menjadi salah satu perusahaan yang memimpin kancah teknologi global, dengan beroperasi di lebih dari 170 negara. Mereka juga menjadi supplier terbesar bagi perangkat Radio Access Network (RAN), dan memiliki kolaborasi bisnis dengan lebih dari 1.500 operator network.
Kini, Huawei memiliki lebih dari 3.000 ahli keamanan dan perusahaan telah mengalokasikan 5?ri budget research and development-nya (sekitar USD1 miliar atau setara dengan Rp14,4 triliun) untuk memperkuat keamanan siber pada jajaran perangkat dan layanannya.
Komitmen Tingkatkan Keamanan
Dalam menanggapi isu tersebut, Huawei justru ingin berfokus dengan komitmennya dalam meningkatkan keamanan perangkat dan layanannya. Seperti diungkap Suffolk, pihaknya kini memiliki objektif yang lebih besar dalam memperkuat keamanan dan kemampuan dasar dari perangkat Huawei.
“Objektif utama kami kini hanyalah ingin meningkatkan keamanan dan kapabilitas dasar dari produk Huawei, dan menggunakan standar manajemen untuk meningkatkan performa perangkat dan layanan kami. Kini, harus ada fokus yang lebih besar terhadap aktivitas inti dari teknologi, yaitu keamanan itu sendiri,” jelasnya.
Adapun Suffolk juga membahas standar keamanan yang ada di industri sekarang, yang menurutnya bukan menjadi “penyelamat” bagi pengguna teknologi. Ia berkata, standar keamanan yang ada sekarang adalah mekanisme yang sekadar digunakan untuk memenuhi persyaratan saja. Ketimbang memikirkan hal tersebut, lebih baik fokus pada langkah yang lebih praktikal dalam mengamankan perangkat, seperti otentikasi dua faktor.
“Tantangan kami kini bukan lagi pada keamanan dan privasi, tetapi justru ketakutan-ketakutan akan hal yang tidak diketahui,” pungkasnya.
Lindungi Aset IT Penting Anda Bersama Jedi
Belajar dari berita di atas, security adalah hal utama yang perlu dilakukan untuk menjaga data dan aset penting infrastruktur IT, khususnya dalam menjaga reputasi bisnis Anda. Saatnya lindungi aset IT penting milik bisnis Anda bersama Jedi Solution. Managed Security Devices, salah satu solusi milik Jedi, akan membantu bisnis Anda dengan solusi keamanan yang skalabel dan fleksibel.
Bermitra dengan perusahaan teknologi global, kami juga menawarkan monitoring management selama 24/7, advanced response untuk ancaman siber, dan juga mengelola persyaratan compliance. Untuk solusi lengkap Jedi lainnya, silakan kunjungi tautan berikut atau bisa langsung menghubungi kami di info@jedi.id.
Penulis: Jeko Iqbal Reza
Content Writer CTI Group